Rabu, 22 Agustus 2012

Bagaimana Cara mencintai Seseorang

Banyak kisah cinta yang berahir dalam hitungan minggu, hitungan hari, hitungan bulan. Apa yang slah sebenarnya. seperti yang terjadi pada beberapa temanku yang sedang dilanda patah hati. Menemukan orang yang tepat. Bersamanya, menyerahkan segalanya, Menuruti maunya, untuk kemudian berpisah dengan rasa sakit hati yang teramat dalam. 

Dalam menjalin hubungan perlu sebuah pemahaman yang dalam, dan atas dasar apa kita menjalaninya. Kebanyak kita menjalin hubungan hanya mengikuti perasaan saja, Aku sayang kamu, aku cinta kamu, aku tak akan meninggalkanmu dan lain sebagainya. Akhirnya mereka memilih untuk bersama menjalin madu kasih. CInta kilat yang tak didasari logika dan pengendalian ego akan berahir dengan permasalahan, Disaat pasangan kita tak mampu memenuhi harapan2 kita, maka rasa cinta kita mulai terganggu, mulai menimbulkan konflik konflik. dan akhirnya putus atau salah satu pihak meninggakan pihak lain tanpa alasan yang jelas. meninggalkan dendam dan rasa sakit yang mendalam. 

sering kali kita menjadi egois dalam menjalin cinta (Apalagi cinta GAy, yang dianggap tak bermasa depan), kita hanya mau orang lain melakukan mau kita, menjadi seperti yang kita mau, sedang kita tidak melakukan hal sebaliknya. Kita sering kali menjadikan cinta hanya sebagai dagelan tanpa berfikir bahwa apa yang disisakan setelahnya ada air mata emosi dan rasa sakit. Bukankah orang yang kita sakiti adalah manusia seperti kita juga. Padahal cinta itu kompromi, kompromi untuk mensetujui ini dan tidak mensetujui itu, hal ini perlu kedewasaan dan mengendalikan ego masing-masing. 

CInta itu perlu pengorbanan dan pembuktian, saat kita mencintai seseorang dengan tulus, kita tidak akan membiarkan dia dalam kesulitannya seorang diri. Jika kita mampu menutup mata dan menumbuhkan semua kecurigaan kita pada kesulitan dia maka perlu kita cek lagi cinta kita padanya, Apakah itu cinta atau hanya keinginan sesaat saja. 

Pemeo Cinta Itu Buta memang benar bisa terjadi. Ada beberapa orang yang memang dibutakan perasaannya dan pikirannya karena cinta. Mereka mencintai pasangannya secara berlebihan. Dan yang kita tahu bahwa segala sesuatu yang berlebihan biasanya menimbulkan dampak yang kurang baik. Wajar kalau yang mencintai membabi-buta akan mendapatkan kekecewaan.

Seorang wanita mengeluh,”Apa yang kurang dariku ? Semuanya sudah kuberikan tetapi mengapa ia selalu mengecewakanku?”. Selanjutnya seorang pria mengatakan,”Aku mencintai dirinya sedalam lautan, aku memberikan apapun yang kumiliki untuknya. Tapi mengapa ia tak bisa mencintaiku seperti aku mencintainya?” Dan masih banyak lagi keluhan-keluhan berbagai orang tentang hubungan cintanya.

Cinta itu butuh kedewasaan.

Mungkin semua tahu ada istilah Cinta Monyet. Cinta monyet adalah istilah yang dipakai untuk menyebutkan hubungan cinta antara ABG (remaja). Remaja belasan tahun dianggap belum mengerti tentang cinta. Ketertarikan satu sama lainnya membuat mereka menjalin hubungan asmara. Tentu itu suatu hal yang wajar dan alami sesuai dengan perkembangan kebutuhan psikologis dan biologisnya. Ketika sepasang remaja dilanda cinta, tentu cinta mereka berkembang sesuai dengan perasaannya saja. Buat si wanita, perasaan menjadi nomor satu. Logika dikebelakangkan. Bahwa hubungan cinta itu akan mengarah kemana sama sekali tidak dipikirkan. Sedangkan untuk si pria biasanya memiliki cinta yang hanya untuk membuktikan bahwa dia seorang lelaki yang bisa menahlukan wanita. Ini merupakan sifat alami karena gen pria memiliki kecenderungan untuk menguasai lawan jenisnya. Si pria cenderung meminta si wanita melakukan apapun yang diinginkannya. Dan kemungkinan besar si wanita tidak mampu memenuhinya akhirnya hubungan asmara mereka berlangsung singkat. Dan akhirnya rasa cinta mereka menghilang seiring berjalannya waktu.

Jadi untuk mencintai seseorang kita membutuhkan kedewasaan dalam bersikap. Kedewasaan adalah suatu sikap yang mengkombinasikan antara logika, etika dan perasaan. Pemahaman rasa saling menghargai dan sikap untuk bisa saling mengalah biasanya sudah tumbuh pada orang dewasa (biasanya menginjak usia ke 20 tahun). Jadi mungkin lebih baik bagi kita mempunyai hubungan asmara setelah menginjak usia 20 tahun.

Cinta membutuhkan keiklasan.

Selain cinta kepada lawan jenis juga ada cinta terhadap keluarga. Cinta seorang ibu kepada anaknya umumnya adalah cinta / kasih yang tulus iklas tanpa tendensi mengharapkan balasan sama sekali dari anaknya. Biasanya dikarenakan besar dan tulus cintanya seorang ibu akan melakukan apa saja demi kebaikan anaknya tanpa pamrih apapun. Si Ibu akan selalu memaafkan apapun kesalahan anaknya. Itulah cinta yang sejati karena dilandasi rasa iklas.

Bila kita memiliki rasa iklas ketika mencintai pasangan kita biasanya kita akan sanggup mengalah untuk perbedaan kecil maupun perdebatan kecil. Rasa sayang kita mengalahkan keegoan kita. Itu terbentuk dari rasa iklas yang ada. Dan bilamana hubungan itu berlanjut lama tapi akhirnya berpisah, biasanya tidak ada rasa dendam yang terjadi setelah perpisahan. Keiklasan menyayangi akan menimbulkan Keiklasan untuk melepasnya.

So akhirnya bisa disimpulkan bahwa untuk menyayangi seseorang dengan bijak, diluar rasa tertarik kita pada fisik seseorang dan kepribadiannya, kita juga membutuhkan rasa iklas dalam menyayangi dan butuh kedewasaan mengiringi hubungan asmara tersebut. Kedewasaan artinya selalu ada pertimbangan logika dalam berhubungan dan seyogyanya mempunyai target tujuan dalam hubungan itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...