Senin, 31 Oktober 2011

Ibu..................... hmmmmmmmmmmmmmmmmm

Hari ini aku sangat terenyuh saat pulang dari gym. Diseberang jalan di trotoar duduk seorang ibu dengan pakaian lusuh, di sampingnya ada seorang anak perempuan yang sepertinya memiliki keterbelakangan mental, kakinya (maaf, bengkok). Si ibu dengan senyuman menyuapi si anak, dan sianak perempuan itu makan sambil tersenyum lebar. Seolah si ibu tahu apa yang di ucapkan sianak, padahal yang di ucapkan sianak adalah senggau yang berisik. Si ibu dengan penuh kasih membelai rambut anak perempuannya yang sebahu. Oh tuhan, itu hal yang indah.
Mereka berdua adalah gambaran kehidupan yang luput dari pergulatan hidup orang-orang seperti saya. si ibu yang lusuh, dan pekerjaannya sebagai pemulung, dengan iklas dan sabar mencari nafkah sambil mengasuh buah hatinya yang tidak sempurna. Entah apa yang diharapkan si ibu dari anaknya yang tak sempurna. Jika ibu-ibu lain mungkin membesarkan anaknya dengan harapan besar kepada anaknya, semoga anaknya menjadi orang yang berguna, hebat dan mampu menjadi kebanggan si Ibu. Tapi anak perempuan itu. Bukanlah tempat penggantungan harapan yang tepat, namun ibu itu tidak menunjukkan beban dalam mengasuhnya, tidak malu, bahkan tetap menunjukkan kasih sayang yang tidak semua orang bisa berikan. Walau makan seadanya dan duduk di trotoar namun kedua nya seperti berada dalam surganya sendiri.
Mungkin semua ibu di dunia ini memiliki naluri yang sama dengan ibu itu. Indah dan luar biasa. Aku menjadi teringat saat beberapa waktu lalu waktu menjenguk temanku yang baru saja melahirkan, anaknya pempuan cantik sekali. Dia menceritakan pengalamannya dengan detail. Wow, membayangkannya dan melihat kondisinya disaat itu, aku begitu takjub melihat dan menyadari bahwa untuk melahirkan dan menjadikan satu anak manusia hidup di atas dunia ini. Seorang perempuan harus merusakkan dirinya sedemikian rupa, maka tak salahlah jika kita sebagai anak adalah belahan dari seorang Ibu. Dari tubuhnyalah kita tumbuh dan menjadi sesempurna saat ini. Dari keiklasannya kita hadir. Sungguh sebuah hal yang paling amazing di dunia ini, Ibu that is wonderfull. Okh my gosht.
Aku jadi ingat bagaimana kerasnya aku kepada ibuku, bagaimana aku selalu membantah apa yang dia katakan. Tak peduli apakah baik atau buruk yang dikatakannya yang pasti aku harus beradu agruement dahulu. Jarang sekali aku menengok beliau ke kampung, tak pernah sama sekali menelpon beliau dahulu kalau bukan beliau yang menelpon dahulu. Sambal rendang buatannya yang selalu dia kirimkan selalu aku berikan ke rumah tante atau ku bagibagikan keteman-temanku. Baju yang dia belikan tak pernah aku pakai, karna menurutku g banget. Aku tidak pernah mau menerima uang darinya. Karna menurutku aku sudah dewasa dan bisa mencari uang sendiri. Aku selalu menolak saat dia ingin mencium keningku. Akh aku tiba-tiba menjadi orang yang paling berdosa rasanya.
Bahkan diwaktu hari raya aku hanya pulang dua hari saja. Dan kembali lagi ke kota tempat ku bekerja. Padahal beliau masih kangen.
Ibu, aku tahu aku salah, tapi aku sudah terlanjur menjadi keras dan tidak mau mengakui kesalahan-kesalahanku, aku takut terlihat bodoh dan tidak macho lagi di hadapanmu. Aku tak ingin menjadi lembek dan suka menangis.
Aku jadi ingat kesukaan ibuku membuatkanku berbagai macam masakan kalau aku pulang kampung, aku tak pernah menyentuhnya, paling yang kumakan adalah sayur2an, dengan alasan diet. Walaupun begitu tiap pulang kampung ibu selalu menyiapkan masakan bermacam2. Membuatkan menu-menu kesukaanku, tapi tetap saja dengan alasan diet dan menjaga bentuk tubuh aku tidak menyentuhnya, dia tetap tersenyum, paling mengacak2 rambutku sambil bilang,
“kayak perempuan aja, jaga-jaga badan” aku baru sadar kalau yang ingin dia katakan bukan itu, tapi betapa sedihnya dia dengan sikapku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...