Minggu, 06 November 2011

memoar


Udara menjadi dingin, meringkuk sendiri aku di sudut kamar.
Kamar yang  menjadi ruang tamu dan dapur bagiku.
Udara menjadi membekukan. Entah mengapa aku menjadi membisu
Begitu sunyi ruangan ini.
Melirik sendu aku kesebelah pembaringanku.
Kosong, entah kemana kekasihku.
Perasaan dia masih disini kemaren malam
Rasanya masih bisa aku mencium bau tubuhnya yang menghangatkan
Tapi aku harus tersadar bahwa ia telah meninggalkanku sepi dalam angin yang membekukan.
Aku tak pernah bisa mengerti tentangmu
Dan takpernah kamu bisa mendekapku.
Aku tak bisa menjadi selimut dinginmu
Begitu juga kamu tak bisa menjadi sandaranku.
Entah aku tidak mengerti arti bersamamu lagi,
Makna ku menjadi kabur,
Aku sepi dalam sendiri, engkau tinggalkan aku dalam dekapan kesunyian, kehampaan menyelubungiku
Engkau laksana udara yang menghilang dari paru-paruku.
Engkau laksana hari yang menjadi gelap dalam kehidupanku.
Apakah takdir yang mempermainkanmu,
Atau engkau yang mempermainkan hatiku.
Masih meringkuk aku di sudut kamarku, mengenang engkau dan pembaringanmu,
Yang ada dalam hari-hari yang bersinar sepi.
Masih belum beranjak aku dari sini, karna masih ada sisa wangimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...